KEMUNCULAN ORIENTASI POLITIK DAN GAGASAN KEBANGSAAN, BALI AWAL ABAD KE-20

Authors

  • Uji Nugroho Winardi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52829/pw.85

Keywords:

Bali, political orientation, national consciousness, movement

Abstract

Perkembangan nasionalisme pada paruh pertama abad ke-20 sering dianggap sebagai hasil dari komitmen bersama yang berjalan linear dengan kemunculan elit modern Indonesia. Kajian ini mengeksplorasi orientasi politik dan gagasan kebangsaan yang berkembang di Bali untuk menunjukan adanya partikularitas dalam merespon perkembangan nasionalisme Indonesia. Meskipun kelompok elit terdidik di Bali cukup giat dalam mensuarakan gagasannya mengenai kemajuan, orientasi politik mereka condong ke dalam menyangkut tentang persoalan domestik. Tulisan ini berargumen bahwa ada kompleksitas dari dalam masyarakat Bali menyangkut kasta, adat dan tradisi yang tidak tertembus oleh ide-ide modern.The development of nationalism in early 20th century is commonly presumed as a result of commitment which run linear with the emergence of the Indonesian modern elites. This research explores political orientation and national consciousness surfacing in Bali to explain particularities responding the rise of the Indonesian nationalism. Although the Balinese-educated-elites were fairly active in articulating their ideas of progress, they had very much inward orientation which mainly concerned with local/domestic issues. This article eventually argues that the main problem revolves around the complexity of its society related with caste system, custom and tradition that remained inpenetrable by the modern ideas.

References

Surat Kabar

Bali Adnjana, 16, Juni 1926; 20 April 1927: 1 Januari 1928; 1 Juni 1925; 1 September 1927; 1 September 1927.

Djatajoe, 25 Augustus 1939; 25 Juni 1939; 25 April 1939; 25 Mei 1939; 25 September 1939; 25 Februari 1940; Februari 1941.

Penjoeleoh Bali, 10 Januari 1947.

Suryakanta, 1 Oktober 1925; 3-4, Maret-April 1927;Suryakanta, No.5, Thn III.

Buku

Abdulah, T., 2012. “Dari Hasrat Kemajuan ke Pembentukan Bangsa” dalam Muhamad Hisyam, I Ketut Ardhana (Eds), Indonesia dalam arus sejarah, vol 5, “Masa pergerakan kebangsaan” Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve; Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. hlm. 62-95.

Abeyasekere, S., 1976. One hand clapping: Indonesian nationalists and the Dutch, 1939-1942, Clayton: Centre of SoutheastAsian Studies, Monash University.

Agung, A. Agung Gde Putra, 2001 .Perubahan Sosial dan Pertentangan Kasta di Bali Utara, Yogyakarta:Yayasan Untuk Indonesia.

_________, 2009. Peralihan sistem birokrasi dari tradisional ke kolonial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agung, I. Anak Agung Gde, 1993. Kenangan masa lampau: Zaman kolonial Hindia Belanda dan zaman pendudukan Jepang di Bali., Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Anderson., R.O.G. Benedict, 1991. Imagined communities: reflections on the. Dwipayana, A.A.G.N Ari, 2004 . Bangsawan dan kuasa: Kembalinya para ningrat di dua kota,Yogyakarta: Institute for Research and Empowerment.

Elson, R. E., 2008. The idea of Indonesia: A history, Cambridge, UK; New York: Cambridge University Press.

Feith, H., 1962. The decline of constitutional democracy in Indonesia. Ithaca N.Y.: Cornell University Press.

Geertz, C., 1980. Negara: The theatre state in nineteenth-century Bali, Princeton, N.J.: Princeton University Press.

Kartodirdjo, S., 1998. Pengantar sejarah Indonesia baru, sejarah pergerakan nasional. Jilid 2, Dari kolonialisme sampai nasionalisme, Jakarta: Gramedia.

Last, Jef., 1955. Bali in de kentering,Amsterdam: Bezige Bij.

Magenda, B., 1991. The Decline of the Traditional Aristocracy, Ithaca: Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Cornell University.

Nordholt, H. S., 1990, "Staat, dorp en ritueel in Bali", Antropologische verkenningen, Vol. 9, No. 3 (1990), p. 32-48

_________, 1996. The spell of power: A history of Balinese politics, 1650-1940, Leiden: KITLV Press.

_________, 2011. 'Modernity and cultural citizenship in the Netherlands Indies:An illustrated hypothesis', Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 42, Issue 03, Oct. 2011, hlm. 435-57.

Pendit, N. S., 1979. Bali Berjuang, Jakarta: GunungAgung.

Rahzen, T. dkk., 2007. Tanah Air bahasa: Seratus jejak pers Indonesia, Jakarta: Blora Institute, I:Boekoe.

Robinson, G., 2006. Sisi Gelap Pulau Dewata: Sejarah Kekerasan Politik, Yogyakarta: LKIS.

Van Bemmelen, S., 2011. Remco Raben., (Eds.) Antara daerah dan negara: Indonesia tahun 1950-an: pembongkaran narasi besar integrasi bangsa, Jakarta: YOI-Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie.

Van Niel, R., 1984. Munculnya elit modern Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Vickers, A., 2012. Bali: A paradise created, Tokyo: Tuttle Publishing.

Wijaya, I Nyoman, 2013. Serat Salib dalam lintas Bali: Sejarah Konversi Agama di Bali 1931-2001, edisi kedua (Denpasar: Yayasan Samaritan, 2007) I Wayan Ardika, I Gde Parimartha, A.A. Bagus Wirawan [Eds] Sejarah Bali: dari prasejarah hingga modern, Denpasar: Bali Udayana University Press.

Published

12-03-2018

Issue

Section

Articles

Citation Check