Abstract
Penelitian ini dilakukan di Pulau Kramian, Madura. Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini yaitu apakah prakiraan perhitungan hari-hari baik (esoso) selalu benar atau sesuai dengan prakiraan sebelumnya? Penelitian juga ingin mencari tahu kapan dan bagaimana perhitungan hari-hari baik untuk mencari ikan. Sampel penelitian diambil dari penduduk Dusun Sudimampir. Wawancara dilakukan dengan penduduk, baik yang mempercayai dan tidak mempercayai prakiraan hari-hari baik, dengan memakai pedoman yang telah disiapkan sebelumnya. Perunutan data juga dilakukan dengan partisipasi aktif, mengikuti perjalanan laut. Pemahaman esoso didapat dari Ibnu Hajar dan Caneng. Ibnu Hajar mempunyai keahlian memperkirakan hari baik dengan pattiro(melihat), sedangkan Pak Caneng memperkirakan hari baik dengan epa' tarala atau empat laku. Aplikasi perkiraan hari baik untuk mencari ikan tersebut dirunut dari kasus mencari ikan dan melakukan perjalanan laut dari Ibnu Hajar dan Tayek. Kasus memancing Ibnu Hajar dan erjalanan laut kapal yang dinahkodai Pak Tayek menunjukkan akan benarnya prakiraan cuaca dan keselamatan yang telah diperkirakan.This research was conducted in Kramian Island, Madura. The problems in this study is whether the forecast calculation good days (esoso) always true or in accordance with previous forecasts? Research also want to find out when and how the calculations are good days for fishing. Samples were taken from the population Sudimampir Hamlet. Interviews were conducted with residents, both the trust and not to trust using forecasts good days, using guidelines that have been prepared beforehand. Tracking data is also carried out with the active participation, following a sea voyage. Esoso understanding obtained from Ibn Hajar and Caneng. Ibn Hajar had a good day with a membership estimated Pattiro (seeing), while Caneng predict good day with epa 'tarala or four behavior. Applications forecast a good day for fishing are traced from the case of fish and sea journeys of Ibnu Hajar and Tayek. Ibnu Hajar fishing and travelingvessel driven by Tayek show the truth of weather forecasts and safety that has been predicted.References
Ahimsa P., 1985. “Etnosains dan Etnometodologi” dalam Masyarakat Indonesia Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia.Agustus Jilid XII Nomor 2. Jakarta: LIPI.
________, 2010. Kearifan Lokal dan Pengetahuan Lokal. Peran dan Strategi Perlindnungan. Makalah disampaikan dalam Kongres Kebudayaan Kalimantan Barat II “Menggalai Potensi Modal Kultural Kearifan dan Pengetahuan Lokal. Ketapang: BPSNT Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Disbuppapora Kabupaten
Ketapang.
Arundita. N.N., 2014. Pembagian Hasil Nelayan Desa Kemujan Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pada JurusanAntropologi FIB UGM.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep, 2012. Kecamatan Masalembu Dalam Angka. Sumenep: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep.
Beding. B., 2013. Menimba Kearifan Lokal Dalam Sastra Laut dan Tradisi Menangkap Koteklema. Makalah dalam Presentasi Borobudur Writer and Cultural Festival 17-20 Oktober 2013.
De Jonge.H.,1989. Madura. Dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam. Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: Perwakilan Koninklijk Instituut Voo Taal, Land-en Volkenkunde (KITLV), Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI), bersama Penerbit PT Gramedia.
Effendi. I dan Oktariza. W., 2008. Managemen Agribisnis Perikanan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Geertz. C., 1983. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta : Pustaka Jaya.
Iriani dan Asis. A., 2012. Kearifal Lokal Orang Bajodi Pulau Wangi Wangi. Makassar: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar.
Koentjaraningrat,1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta: PN Balai Pustaka.
Masyhuri. 2009., ”Iptek dan Dinamika Ekonomi Nelayan” dalam Kembara Bahari Esei Kehormatan 80 Tahun Adrian B.Lapian. Jakarta: Komunitas Bambu.
Pramono, 2005. Budaya Bahari. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Saif, Mansour, 2011. Faal Fortune Telling. Buckinghamshire: Shield Crest.
Satyananda. I. M., 2013. Kearifan lokal Suku Helong di Pulau Semau Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Denpasar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Spradley. J., 1979. The Ethnographic Interview. New York, Chicago, San Fransisco, Dallas. Montreal, Toronto, London, Sydney: Holt, Rinehart and Winston.
Sumintarsih, dkk., 2005. Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Nelayan Madura. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Tanudirjo. A D., 2013. Diaspora Austronesia dan Peradaban Bahari Indonesia. Makalah dalam Presentasi Borobudur Writer and Cultural Festival 17-20 Oktober.
Tobing. P.O., 1977. Hukum Pelayaran Dan Perdagangan Amanna Gappa. Ujung Pandang: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Undang Undang Republik Indonesia, 2005.Undang Undang Republik Indonesia.Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
Yapseneng. Y N., dkk., 2013. Sistem Berladang Etnis Matbat di Kampung Magey. Papua: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktoran Jendral Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua.
Banyard, P., Nicky Hayes, 2013. Psychology: Theory and Application. London: Springer.